[FF CHAPTER] THE CHASER [CHAPTER 1]

Posted: October 29, 2017 in AFTER SCHOOL, AFTERFINITE, EXO, EXOSCHOOL, fanfiction, Infinite, L, NANA, series, Sunggyu

Rating              : G (General) & T (Teenager)

Genre              : Romance, friendship, horror

Author              : Gita Dhebby ( @gitadhebby )

Length              : Chapter/ Series

Cast                 :

– Kim Sunggyu

– Kim Myungsoo/L

– Park Chanyeol

– Xi Luhan

– Im Jinah/Nana

– Lee Juyeon

– Jang Dongwoo, Nam Woohyeon, Lee Hoya, Lee Sungjong

– Kim Jungah, Kim Uee, Park Lizzy, Lee Gaeun

vamp3

◊          ◊          ◊

 No One POV

Kim Sunggyu, lelaki berumur 27 tahun, adalah pemimpin utama di organisasi Infinite Livid. Sebuah organisasi legal yang bertugas di bidang intel dan sejenisnya. Karena keragaman ketrampilan para membernya, organisasi ini tidak hanya bekerja di bidang itu saja. Menjadi mata-mata, menyelesaikan kasus kejahatan sampai  menangkap buronan pun sudah pernah mereka lakoni. Mereka sering bekerjasama dengan pihak keamanan daerah tertentu, sehingga keselamatan mereka pun sudah terjamin. Sampai saat ini puluhan bahkan ratusan kasus sudah berhasil mereka tangani.

Organisasi ini terbilang sangat kecil, karena hanya ada 3 tim, yang setiap timnya terdiri dari seorang kapten dan para anggotanya.

Kim Sunggyu, pendiri sekaligus pemimpin nonaktif yang bekerja di balik layar. Tim 1, yang memiliki kapten bernama Jang Dongwoo, membernya Nam Woohyun, Lee Sungjong dan Park Lizzy. Tim 2, kaptennya benama Kim Jungah, membernya adalah Kim Uee, Oh Raina. Dan tim terakhir dipimpin oleh Kim Myungsoo/L, membernya adalah Lee Hoya dan Lee Sungyeol.

Dalam tiap tim, mereka memiliki tugas masing-masing, sehingga membuat organisasi ini tersusun dengan rapi. Dilengkapi dengan berbagai macam alat pelindung maupun alat penyerang, mereka dapat menjalankan tugas dengan mudah. Dari pihak pemerintah pun menyediakan sebuah rumah besar berlantai 2 di daerah pinggiran Constanţa, yang saat ini dijadikan basecamp khusus untuk mereka. Tentu saja rumah itu letaknya jauh dari rumah penduduk.

◊          ◊          ◊

No One POV

Setelah menyelesaikan misi di daerah Sibia. Sunggyu dan anak buahnya dalam perjalanan pulang ke basecamp mereka. Perjalanan panjang yang harus melewati beberapa kota. Sibia. Braşov. Boscho. Iaşi. Baru mereka bisa sampai ke Constanţa

Yah! Kalian pulanglah duluan. Aku akan tinggal disini untuk beberapa hari” ucap seorang lelaki yang sedang sibuk mengemudikan mobilnya.

“Kenapa hyung?” balas lelaki di kemudi belakang. Menatapnya bingung.

“Ada beberapa urusan. Sampai disini saja” lelaki itu turun sambil membawa tas kecil.

“Hati-hati hyung!”

“Sip!” Lelaki itu melambaikan tangan, kemudian menghilang di balik gang.

“Apa yang mau dilakukannya?”

“Entahlah. Pasti menemui temannya, kau tahu kan hyung itu memiliki banyak odd partner”

“Mungkin saja”

Sunggyu POV

“Kim Sunggyu!” panggil seseorang dari belakangku. Aku menoleh, dan ternyata dia adalah Lee Jaein. Teman lamaku di Braşov.

Yo! Apa kabar Jae!” sapaku balik sambil menepuk pundaknya. “Sudah lama tidak bertemu”

“Benar sekali” jawabnya sambil menyuruhku duduk. “Ada apa?”

“Aku kesini ingin merundingkan sesuatu denganmu” ucapku. “Hey, bau apa ini?” tanyaku saat mencium bau menyengat dari dapur Jaein.

“Bawang putih dan tanaman Hawthorn”

“Untuk apa semua itu?”

“Membunuh vampir”

“Vampir?”

“Kau tidak tahu?” Tanyanya heran. Aku menggeleng. “Beberapa bulan terakhir, banyak vampir berkeliaran di daerah sini. Awalnya ditandai dengan kematian beberapa ternak. Lama kelamaan, para penduduk sangat cemas karena satu persatu keluarga mereka mati akibat gigitan para vampir sialan itu!” dumal Jaein sambil menyuguhkan secangkir teh hangat untukku.

“Ja..jadi rumor itu sungguhan?”

“Tentu saja. Wilayah ini memang sangat dekat dengan Boscho, hanya beberapa kilo saja. Mereka sering mencari mangsa disini. Kemarin pagi, keponakanku baru saja mati”

Eoh? Hhh… Aku turut berduka cita” ucapku sambil menepuk pelan pundaknya.

“Terima kasih. Karena itu, penduduk sini sengaja menanam tanaman Hawthorn bahkan mencari ek dari Silesia

“Kalau kusarankan kau bisa menggunakan cara lebih mudah Jae”

“Bagaimana?”

“Dengan menusuk bagian jantung, mulut, perut, atau dadanya adalah suatu cara untuk memusnahkan vampir. Selain itu bisa juga dengan mengubur benda tajam seperti arit sehingga makhluk itu akan tertusuk benda tersebut ketika tubuhnya membengkak”

“Ya mungkin itu salah satu alternatifnya. Kebanyakan dari kami sudah memiliki senapan laras panjang di tiap rumah yang disediakan oleh pemerintah”

“Baguslah”

“Oh iya, kau mau merundingkan apa?”

“Begini. Mengenai misi baru, di daerah Constanţa. Aku sangat ingin menerima kasus itu, tapi aku ragu karena ini melibatkan dua dunia”

“Dua dunia?”

“Kudengar daerah itu sekarang banyak dihuni makhluk lain. Entah vampir, dracula atau semacamnya. Yang jelas ini juga menyangkut pembebasan kota mereka”

“Ah itu~ Yang kutahu daerah itu dihuni oleh makhluk semacam warewolf, bukan vampir. Sampai sekarang aku tidak tahu bagaimana cara membunuh mereka. Karena mereka tidak pernah mengusik umat mankind”

“Jadi menurutmu aku terima tidak?”

“Terima saja” sahut Jaein. Aku sedikit ragu. “Warewolf itu adalah musuh bebuyutan vampir, jadi sifat mereka berbanding terbalik. Itu yang membuat mereka mudah bergaul dengan manusia. Nanti akan kupelajari lagi mengenai warewolf, kalau sudah akan kuberitahu padamu”

“Baik. Terima kasih Jae. Tapi untuk apa mereka mencuri diamonds juga?”

“Untuk membuat tubuh mereka abadi”

“Begitukah?”

Ya! Hanya itu satu-satunya cara mereka bertahan hidup. Tapi hanya ada beberapa warewolves saja yang mengincar diamonds. Seperti para pemimpin dan setingkatnya. Rakyat warewolves biasa tidak akan. Aku yakin adikmu bisa mengatasinya kan?”

“Ya, aku juga berpikir begitu” jawabku. “Eh, kapan para vampir itu muncul?”

“Oh iya ini hampir bulan purnama. Pasti mereka sedang mengadakan ritual keabadian. Kau mau melihat mereka? Datang saja ke Boscho”

“Tidak. Aku tidak ingin mengantarkan nyawaku lebih cepat haha” candaku.

Hahaha baiklah”

“Aku pulang sekarang ya, agar saat melewati Boscho siang hari”

“Kau benar. Maaf tidak bisa mengantarmu sampai Constanţa. Tapi, bawalah ini sebagai senjatamu” sahut Jae sambil memberiku sebuah belati dan serenteng bawang putih.

“Aku tidak memerlukannya” tolakku saat mencium bau bawang putih itu sangat menyengat.

“Tidak apa-apa untuk jaga-jaga saja”

“Baiklah. Terima kasih. Sampai jumpa”

Setelah melambaikan tangan untuk teman lamaku, aku berjalan menyusuri lorong kota Braşov yang hening. Tentu saja, ini sudah menunjukkan pukul 3. Tidak akan ada penduduk yang berani keluar. Aku berdoa, semoga saja tidak menemukan hal aneh di perjalananku ini.

“Aduh aku lapar sekali. Masa tidak ada toko yang buka? Payah” dumalku pelan. Aku sempat berpikir ingin memakan bawang putih yang tadi dibawakan oleh Jaein. Tapi… Aku pasti sudah gila. Baunya saja membuatku ingin muntah.

“Lebih baik aku mencari makanan di luar Iaşi saja. Jaraknya tinggal 2 kilo” pikirku.

Tepat pukul 6 aku sampai di kota Iaşi, sebelah barat Boscho. Masih agak gelap, tapi sudah banyak kegiatan di daerah ini. Seperti pasar atau entahlah apa. Kulihat ada keramaian di sudut gang. Aku merasa aneh karena beberapa orang yang melihatku dengan tatapan lapar. Segera saja kupercepat langkahku meninggalkan lingkugan Iaşi.

Hhh… Ada apa dengan mereka semua” akhirnya aku sampai di pusat kota Iaşi, dimana ada sebuah jalan yang mengarah ke kota selanjutnya. Entah kenapa aku merasakan aura berbeda saat berada di jalan itu.

Eh! Itu dia. Ada sebuah toko roti”

Aku menelusuri jalan dengan penerangan yang minim menuju toko tersebut.

Namun sebelum sampai di toko itu, kulihat ada dua orang yang terlibat perkelahian. Aku segera bersembunyi di balik pohon besar.

“Mau apa kau!” Teriak seorang lelaki yang terduduk di pojok pagar, tengah meringkuk ketakutan di hadapan namja yang satu lagi.

“Hey! Aku hanya menginginkan darahmu”

“Jangan makan aku tuan!”

Makan? Apa maksudnya?

Karena penasaran aku pun menguping mendengarkan percakapan antara kedua lelaki tersebut dengan sangat tajam.

“Sayang sekali, saat ini aku sedang kelaparan. Mana mungkin kubiarkan perutku ini meronta-ronta meminta asupan darah!”

DAMN!” teriakku histeris dalam hati.

Kulihat lelaki itu mulai melancarkan aksinya dengan menggigit leher lelaki yang tengah meringkuk tersebut. dikoyaknya daging lelaki tersebut sehingga keluarlah darah segar.

“Da..darah. A..apa dia adalah… VAMPIR?!” teriakku refleks. Aku melihat vampir sedang memangsa manusia dengan mata kepalaku sendiri. Ini adalah mimpi buruk.

Sialnya lagi! Ucapanku barusan membuat makhluk yang berada tak jauh dariku itu menoleh ke arahku.

Matilah aku. Segera saja aku mengeluarkan belati dan bawang putih menyengat itu. Bersiap-siap ingin kulemparkan pada makhluk sialan itu.

Perlahan tapi pasti, ia berjalan ke arah  ke arahku. Desahan nafas sangat kencang beradu dengan detak jangtungku yang tidak karuan.

Tap tap tap. Kudengar langkah kaki semakin dekat.

“Ya Tuhan! Tolong aku!” ucapku dalam hati.

Sosok tinggi besar tersebut semakin berjalan perlahan ke arahku. Keringat dingin mulai mengucur di keningku. Kupejamkan mataku dengan rapat. Menyembunyikan rasa takutku akan makhluk sialan itu.

“Hey! Mau apa kau!” seru seseorang. Tepat di hadapanku. Sambil berdiri santai.

“Pu..putri?” sahut lelaki vampir itu.

 “Pergilah! Manusia ini biar aku yang urus” ucap wanita itu. Setelah mendengar perintahnya, lelaki itu pergi dengan wajah takut. Ehh? Lelaki takut pada wanita? Yang benar saja.

“Kau… Ikut denganku” ucapnya dingin. Pantas saja vampir tadi takut, wajahnya memang seram sekali. Aura hitamnya sangat mencolok.

“Kau membawaku kemana?”

“Kau mau mati disini?”

Huh?!

“Menurut saja. Aku akan membawamu ke tempat yang aman”

“Tunggu dulu! Kau tidak mau memangsaku kan?” tanyaku ragu.

“Hey! Aku bisa menggigitmu disini sekarang juga” sahutnya sambil mendekatkan wajahnya padaku sambil menunjukkan taringnya.

YAH! Mengagetkanku saja!” pekikku karena terkejut. Dia tersenyum sinis.

“Cih~ Dasar manusia”

“Aku memang manusia!”

Wanita vampir itu membawaku ke sebuah tempat yang lumayan sepi dari kermaian orang. Aku terus menatapnya dari atas sampai bawah kakinya. Aku sempat takut karena baru pertama kali melihat vampir secara langsung. Kukira semua penampilan vampir sama saja. Dengan tuxedo hitam jas atau semacamnya. Tapi, wanita ini memakai pakaian seperti manusia, walau semuanya serba hitam. Terlihat berbeda dari bayanganku. Selain itu, wajahnya juga sangat cantik. Tidak akan ada yang menyangka kalau dia adalah seorang vampir.

“Apa yang sedang kau lihat?” tanyanya dingin. Ia balas menatapku. Aku mengalihkan pandangan sambil menggeleng.

“Eonniiiii~ Ya ampun!” seru seorang gadis memecah keheningan antara aku dengan wanita  itu. “Yah! Kau ternyata disini!” Teriaknya lagi. Ia menghampiri kami. Wajahnya sangat antagonis dibandingkan wanita vampir itu. Jika dilihat, usianya sekitar 20an. Mungkin seumuran dengan Hoya, Woohyun, Sungyeol dan L.

“Apa?”

“Eonni aku mencarimu kemana-mana. Apa yang kau lakukan disini?”

“Aku mendapat mangsa baru” ucap gadis vampir itu sambil melirikku sinis.

Ehh?” gadis yang satu lagi menoleh ke arahku. “Lelaki ini?”

Ia mendekat dan menatapku. Aku membalas tatapan tajamnya.

“Kau manusia? Berasal darimana?” tanyanya. “Sepertinya aku pernah melihatmu?” gumamnya pelan.

No One POV

Yah! Dia adalah bagianku. Jangan menyerobot”

“Tidak eonni! Aku tidak memakan manusia!” seru gadis muda itu. “Paman! Kau tidak mendengar pertanyaanku? Darimana asalmu?!”

“A..aku? Constanţa” jawab Sunggyu cepat. Menyembunyikan kegugupannya. “Sial. Satu wanita vampir saja sudah membuatku mati kutu. Ditambah satu lagi. Walaupun gadis ini sepertinya tidak tertarik untuk memangsaku tetap saja mereka adalah vampir” pikirnya.

Constanţa Tempat kapten L tinggal?” Nana tampak berpikir. Eonni, kau tidak boleh memangsanya”

“Kenapa?”

“Dia dari Constanţa

“Lalu?”

“Aku kan sudah bilang, jangan memangsa manusia dari daerah sana”

“Karena lelaki pujaanmu itu? Cih~ Baiklah”

“Terima kasih eonni!”

Gadis itu tersenyum. Entah apa yang dibicarakan sampai mereka membuat keputusan tidak memangsa Sunggyu. Yang jelas lelaki itu harus bersyukur nyawanya selamat.

“Paman. Kau dari Constanţa ya?” tanya gadis itu pada Sunggyu. Lelaki itu mengangguk pelan. “Kau tahu aku sangat menyukai kota itu. “Apa yang paman lakukan disini?” tambahnya sambil tersenyum.

“A..aku dari rumah temanku, tidak sengaja lewat sini”

Eyy~ Paman harus hati-hati. Jangan sembarangan berkeliaran disini, kalau tidak mau membahayakanmu”

“I..iya”

“Kenalkan, aku Im Nana” ucap gadis itu sambil mengulurkan tangannya.

“Nana apa yang kau lakukan?” seru wanita vampir satu lagi.

“Dan ini kakakku. Lee Juyeon” tambahnya. “Kau lapar ya paman?”

Huh? Ti..tidak juga”

“Ayo! Aku akan mengajakmu ke sebuah restoran” ajak gadis itu dengan santainya, tanpa melihat wajah Sunggyu yang ketakutan.

Sunggyu yang sejak tadi menahan laparnya akhirnya menurut saja. Bukannya mati karena gigitan vampir, bisa-bisa dia mati karena kelaparan. Pikirnya. Tentu saja setelah yakin kalau kedua gadis itu tidak akan menyakitinya.

“Tenang saja kau sudah aman bersama kami” sahut Nana. Juyeon melirik sinis. “Tidak akan ada yang menyentuhmu”

“Kenapa? Sepertinya para vampir itu takut pada kalian ya?” ucap Sunggyu penasaran.

“Tentu saja”

“Lalu apa yang akan kalian rencanakan padaku?” tanya Sunggyu curiga.

Yah! Kau tidak dengar tadi yang dikatakannya. Kami tidak akan melakukan apapun padamu!”

“I..iya”

“Eonniiii~ Jangan membentaknya begitu” bela Nana.

“Ah terserah kau saja. Aku mau kembali. Kau menyusullah secepatnya Im Nana!” Perintah wanita itu.

“Iya baiklah!” jawab Nana. Kemudian menoleh pada Sunggyu. “Dia memang begitu. Wajahnya sangat antagonis. Tapi hatinya baik”

“Malah kupikir wajahmu yang antagonis” sahut Sunggyu. Nana mengernyitkan dahi.

Huh?! Aku tidak jahat”

“I..iya. Walau bagaimanapun juga kalian berdua sudah menyelamatkanku. Terima kasih ya”

“Sama-sama. Aku akan mengantarmu sampai ke Constanţa dengan selamat”

“Terima kasih Nana. Tadi kau bilang tidak memangsa manusia daerah Constanţa. Kenapa?”

 “Karena aku menyukai seorang lelaki disana. Sebenarnya lebih tepatnya di pinggir kota Constanţa. Tapi aku takut saja para vampir itu sampai kesana”

“Oh begitu. Kau sangat menyukainya?”

“Iya”

“Lelaki itu tahu kalau kau vampir?”

“Tahu. Maka dari itu aku tidak bisa berbuat banyak. Hanya bisa membantu dan menjaganya saja”

“Siapa namanya? Siapa tahu aku kenal”

“Kim… Ah~ kau pasti tidak akan mengenalnya. Dia itu bukan orang yang mudah bergaul. Rumahnya juga di daerah pinggiran”

“Oh begitu”

“Aku juga berniat menjadi manusia seutuhnya” celetuk Nana.

“Karena dia?”

“Salah satunya. Tapi sepertinya sia-sia. Dia tidak menyukaiku”

“Dia takut padamu?”

“Bukan begitu. Dia sempat menerimaku menginap di rumahnya. Padahal tahu kalau aku seorang vampir. Dia itu sangat tampan dan kuat. Sama sepertimu paman”

“Aku?”

“Aku tahu kau adalah fighter kan?”

“Darimana kau tahu?”

“Di dalam tasmu ada banyak senjata. Dan juga bau bawang putih yang sangat menyengat! Aku tidak suka itu. Kau harus membuangnya” seru Nana sambil menutup hidungnya.

“Tapi ini adalah…”

“Tenang saja. Ada aku”

“Baiklah” jawab Sunggyu. “Kalau kau mau, aku bisa membantumu menjadi manusia”

Ehh? Bagaimana caranya?”

“Kau sedang mengumpulkan diamonds kan?” tanya Sunggyu. Nana mengangguk antusias.

“Iya!”

“Aku memiliki banyak kasus yang berhubungan dengan diamonds. Kalau kau mau aku bisa mengambilnya satu untukmu”

“Benarkah? Aku bisa menemuimu setelah bulan purnama. 5 hari lagi. Bagaimana?”

“Iya. Datanglah ke Constanţa kapan-kapan. Aku akan memberikannya untukmu”

“Aku bisa mempercayaimu paman?”

“Tentu saja. Kau sudah menyelamatkan nyawaku, itu lebih berharga dari diamonds itu”

Nana tersenyum puas. “Baiklah~ Aku akan mengunjungimu nanti”

“Satu lagi. Kau jagan memanggilku paman. Aku tidak setua itu”

“Ah iya. Hahaha… Maaf” jawab Nana sambil terkekeh.

Sunggyu POV

Perjalanan panjangku dari Sibia, membuatku harus melewati sebuah perkampungan dracula. Bahkan nyawaku hampir saja menjadi taruhannya. Kalau saja kedua gadis itu tidak menolongku. Sebagai ucapan terima kasih kuputuskan untuk membantu salah satu dari mereka. Gadis halfblood vampir bernama Im Nana, yang ingin menjadi manusia seutuhnya demi lelaki yang dicintainya. Polos sekali pikirannya.

Setidaknya itu pandangan sekilasku terhadap gadis itu. Baru berapa menit lalu, dia menyuruhku memegangi jubah hitamnya yang seperti sayap kelelawar. Dan aku baru sadar kalau jubah itu ia gunakan untuk membawaku terbang ke Constanţa.

TERBANG! AKU BENAR-BENAR TEBANG. TANPA MENGGUNAKAN 3D MANEUVER ATAU SEJENISNYA. AMAZING! INI BAHKAN LEBIH TINGGI DARIPADA MENGGUNAKAN ALAT ITU. SAMPAI TIDAK TERLIHAT APAPUN DI BAWAH.

Sedetik kemudian, ia menurunkanku di pusat kota Constanţa. Aku diam membeku, tidak bisa menggerakkan kaki saking kagetnya.

“Hey~ Kita sudah sampai di Constanţa” seru gadis itu menyadarkanku.

“Cepat sekali. Tadi itu ki..kita terbang?” tanyaku sambil menelan ludah. Gadis itu mengagguk.

“Sampai jumpa Sunggyu”

Kulihat gadis vampir itu melambaikan tangan, kemudian menghilang begitu saja di balik pohon besar. Aku masih melongo.

Semoga saja pertemuanku dengan gadis vampir itu merupakan pertanda baik. Gadis itu sangat berguna sekali jika di tempatkan di squad L. Pikirku. Ide bagus.

◊          ◊          ◊

Leave a comment