Author : Gita Dhebby ( @gitadhebby)
Cast :

Im Nana
Park Chanyeol

Theme : Romance
Length : Ficlet
Rating : G/General

I'M SORRY COVERS◊ ◊ ◊

Nana POV
Sejak semalam aku tidak bisa tidur nyenyak. Tentu saja, karena memikirkan tindakan bodoh yang kemarin kulakukan. Aku Im Nana, model di salah satu agensi yang cukup terkenal di Korea. Entah kenapa suasana hatiku beberapa hari ini benar-benar sangat buruk, membuatku tidak fokus pada pekerjaanku. Sang fotografer yang juga teman dekatku sampai memarahiku karena berulang-ulang melakukan kesalahan.
Malam ini kuputuskan kerumah Jooyeon eonni, yang juga teman seprofesiku. Baru saja kuceritakan kalau seminggu yang lalu aku bertengkar dengan mantan kekasihku, Lee Joon. Aku sudah 1 tahun pacaran dengannya. Tapi hubungan kami baru beberapa minggu lalu berakhir. Bukan hanya sekali kudapati ia kencan dengan wanita lain, tapi sering! Sebenarnya Joon tidak mau putus denganku, tapi aku sudah lelah dengan tingkahnya. Selalu saja mengulanginya. Padahal aku tidak pernah dekat dengan lelaki lain, kecuali… Sang fotografer itu. Tapi dia adalah teman dekatku. Apa salahnya?
“Kau pernah tanya kenapa dia selalu berselingkuh?” tanya Jooyeon eonni sembari memberikanku teh hangat.
“Pernah. Dia bilang karena kami jarang bertemu, makanya dia mencari wanita lain sebagai selingan. Ah! Aku tidak mengerti dengan jalan pikirannya!” keluhku.
“Kurasa karena kau terlalu sibuk Nana-ya”
“Lalu harus bagaimana eonni? Sebelum aku pacaran dengannya kan aku sudah menjadi model dia pun sudah mengerti kondisiku. Sebenarnya, aku sedikit menyesal putus dengannya”
“Kalau kau masih mencintainya, lalu kenapa memutuskannya?”
“Aku kesal padanya. Setiap kali bertengkar dia selalu menyalahkanku”
“Menyalahkanmu?”
“Dia sering cemburu padaku. karena terlalu dekat dengan Chanyeol. Dia bilang aku tidak bisa mengerti dengan perasaannya” jelasku. “Sebenarnya dia melarangku berhubungan dengan Chanyeol. Tapi Chanyeol kan teman dekatku, lagipula dia juga fotograferku. Masa aku harus memutus kerjasama dengannya? Dan harus menganggur?”
“Jadi karena Chanyeol juga kau putus dengan Joon?” tanyanya sambil berpikir.
“Tidak juga. Karena aku sering memergokinya selingkuh!”
“Menurutku itu juga salah satu penyebabnya. Alasan lain Joon cemburu padamu”
“Mungkin. Ah molla~~~”
“Bagaimana tanggapannya?”
“Biarkan saja. Eonni tahu, setelah putus ia bahkan tidak menghubungiku. Menyebalkan”
“Lalu apa yang kau cemaskan sekarang?”
“Park Chanyeol!”
Wae? Ada apa dengannya?”
“Sejak beberapa hari yang lalu dia tidak bicara padaku sama sekal! Dia pasti sangat marah” keluhku. “Ah Eotteokhae?” seruku karena kesal. “Eonni, sepertinya aku akan dipecat!”
“Memanya apa yang sudah kau lakukan?”
“Akhir-akhir ini aku banyak melakukan kesalahan dan… aku tidak sengaja menamparnya eonni!! Huaaaaa…” teriakku hampir rmenangis mengingat kejadian kemarin.
“Babo?! Kenapa kau melakukannya!”
“Karena… Eonni~~~ eotteokhae?
“Kau harus menemuinya”
“Itu masalahnya. Sejak tadi aku mencoba menghubunginya, tapi sulit sekali” ucapku sambil mengotak-atik ponselku. Siapa tahu Chanyeol membalas pesanku atau mungkin meneleponku balik.
“Pergi saja kerumahnya” usul Jooyeon eonni.
“Ah benar! Tapi… bagaimana kalau dia mengusirku? Aku bingung”
“Mana mungkin. Ppali! Sebelum dia tambah marah dan membencimu”
Hmm…”
“Untuk apa berpikir lagi!”
“Baiklah, aku akan kesana”

Flashback

YAH Im Nana!!!” seru sang fotografer., ia berjalan mendekati gadis yang sedang difotonya.
Nae?” jawab Nana dengan wajah masam.
“Mau berapa kali lagi melakukan kesalahan! Ini ketujuh kalinya pengambilan gambar. Apa yang sedang kau pikirkan!”
“Mian. Aku…”
“BREAK!!!” bentak sang fotografer itu lagi.
Nae~~~” jawab para staff dengan kompak. Mereka semua melirik ke arah Nana yang hari ini terlihat sangat buruk. Nana hanya diam menunduk. Ia pun merebahkan tubuhnya di kursi dalam ruang make-up, ditemani asistennya.
Dari wajahnya yang terlihat pucat dan tidak bersemangat, ia tampak lelah tidak seperti biasanya. Hal itu tentu membuat asistennya bertanya-tanya.
“Nana-ya, Kau sakit?” tanya si asisten.
Eoh? Aniya
“Lalu kenapa?”
Mollayo, aku…” belum sempat Nana menyelesaikan kata-katanya, tiba-tiba sang fotografer masuk dan mengisyaratkan pada asisten Nana agar keluar.
Yah Im Nana! Kau kenapa? Hari ini penampilanmu sangat buruk”
Mianhae Chanyeol-a, aku sedang badmood”
“Aku tidak mau dengar alasan apapun. Kau seharusnya bersikap professional”
“Aku tahu, tapi aku benar-benar sedang…”
“Karena Lee Joon?”
Nae?
“Apa karena kau putus dengannya?”
Eoh? Darimana kau tahu?”
“Kemarin dia meneleponku”
MWO? Dia bilang apa?”
“Seperi biasa. Tapi dari cara bicaranya aku bisa menebak kalau kalian sudah putus”
Hhhh… Aku… seminggu yang lalu memergokinya dengan wanita lain. Aku sudah lelah”
“Kau yakin?”
“Semoga saja ini pilihan yang benar untukku”
“Tentu saja benar! Lelaki itu tidak ada bosan-bosannya selingkuh. Apa yang sebenarnya dia cari” seru Chanyeol yang tiba-tiba emosi.
“Mungkin benar. Aku terlalu sibuk jadi ia bosan denganku”
“Aku kan sudah sering bilang. Joon bukan lelaki yang baik. Kalau begini kan, kau juga yang sakit hati” jelas Chanyeol sinis.
Yah! kenapa kau mengatakan itu terus. Joon itu lelaki yang baik. hanya saja agak berandalan”
“Lalu kau mau terus-terusan pacaran dengan lelaki berandalan itu?”
“Kau kenapa? Jangan membuatku tambah kesal Park Chanyeol!”
“Aku sudah sering melihatnya kencan dengan wanita lain, tapi kau tidak percaya padaku”
“Chanyeol hentikan, aku tidak ingin membicarakannya lagi”
“Kau harus tahu masih banyak lelaki lain yang lebih baik dibanding dia”
“Hari ini aku ijin pulang. Aku tidak bisa melanjutkan pemotretan ini”
Cih! Aku tidak percaya dia bisa mengubah sifatmu menjadi seperti ini. Kalau dia hanya bisa membuatmu sedih, kenapa harus terus bersamanya. Keputusan yang benar kalau kau meninggalkannya!”
“Hentikan Park Chanyeol” ucap Nana lirih “Aku tidak akan berhenti sampai kau sadar!” Chanyeol tetap membicarakan keburukan Joon. Hal itu tentu saja membuat Nana geram. Tapi ia menahan emosinya, mengingat Chanyeol adalah teman dekat dan fotografernya. Tanpa menunggu persetujuan dari Chanyeol, Nana mengambil tasnya dan bergegas keluar ruangan. Namun tangan Chanyeol berhasil menahannya.
“Mau kemana?”
“Pulang!”
“Tapi pemotretan belum selesai. Kau…”
“Sudah kubilang aku sedang badmood. Kalau kau tetap ingin memotret, cari saja model lain. Aku tidak akan marah kalau kau menggantiku dengan model lain!” jelas Nana dengan getir. Ia sudah merasa lelah hari ini, ditambah dengan ucapan Chanyeol.
“Nana-ya dengarkan dulu. Aku tidak bermaksud begitu. Aku hanya ingin kau tahu Joon si berandalan itu bukanlah lelaki yang baik untukmu!” seru Chanyeol.
YAH! PARK CHANYEOL! KAU KETERLALUAN!” plaakkkk… tanpa sengaja tangan Nana melayang di pipi lelaki itu. Ia benar-benar sangat marah pada Chanyeol. “Tidak seharusnya kau mengatakan ini padaku, walau bagaimanapun Joon adalah kekasihku. Kau benar-benar…!!!”
“Nana…” Chanyeol kemudian diam sambil mengelus pipinya yang memerah akibat tamparan Nana. Namun wanita itu tidak menghiraukannya. Ia keluar ruangan dengan wajah marah.

Flashback end

Nana POV
Akhirnya aku sampai di rumah Park Chanyeol. Sebenarnya tidak terlalu jauh dari rumah Jooyeon eonni, cukup berjalan kaki selama 15 menit saja sudah sampai. Di tengah salju yang sedang turun, aku diam berdiri di depan gerbang rumahnya. Aku menunggu keberanian muncul dari dalam diriku. Aku bingung dan ragu, apakah aku harus menemuinya atau tidak. Apa aku pulang saja?
Saat kakiku melangkah pulang. Entah kenapa seperti ada seseorang yang sedang mengamatiku di ujung jalan. Aku menoleh. Dari kegelapan bisa kulihat kalau ia memakai mantel hitam dengan boots dan topi hitam juga, ia berjalan mendekat ke arahku.
Aigoo… Bagaimana ini? Kenapa sepi sekali? Jangan-jangan ia mau menculikku!” pikirku dalam hati. Jalanan sedang ditutupi salju, membuat kendaraan tidak ada yang lewat satupun. Menambah sepi suasana. Lelaki itu semakin dekat. Namun saat aku bersiap-siap ingin berlari tiba-tiba ia memanggilku.
“Sampai kapan mau berdiri disitu?” tanyanya datar. Dari suaranya aku bisa mengenalinya. Aku pun menoleh, Ia tampak membawa sebuah kantung belanjaan.
AH! PARK CHANYEOL!” seruku lega.
“Wae? Kenapa ekspresimu begitu?” Ia memandangiku dengan heran.
“Kau mengagetkanku! Aku kira penjahat!”
Cih! Wajah tampan begini kau bilang penjahat? Coba periksa matamu” candanya sambil membuka pintu gerbang rumahnya, ia masuk dan berbalik ke arahku. Aku masih diam mematung di tempat yang sama.
“Kenapa diam saja? Masuklah” ajaknya.
Eoh? Si… siapa yang bilang aku mau ke rumahmu” sahutku gugup.
“Kau sejak tadi disini kan?”
“Aku dari rumah Jooyeon eonni tanpa sengaja ternyata aku lewat depan rumahmu” elakku.
“Yasudah, diam saja disitu terus. Aku akan menutup pintunya” ucapnya santai. Dan ia benar-benar menutup pintunya, sebelum akhirnya berhasil kutahan…
“Tunggu sebentar… aku… akan… masuk” ucapku pelan. Aku masih memegang gagang pintu sampai Chanyeol akhirnya menarikku ke dalam.

Sampai di ruang tamunya, kami duduk. Seperti biasa, ia pasti langsung ke dapur untuk mengambilkanku coklat hangat. Coklat hangat memang pas sekali di saat cuaca seperti ini. Aku memandang Chanyeol yang sedang melepas mantelnya. Andai saja aku bisa menyukai dan memandangnya sebagai lelaki dewasa, bukan sahabat atau teman dekatku. Aku pasti sudah jatuh cinta padanya. “Aishhh! Apa sih yang sedang kupikirkan” dumalku dalam hati.

No One POV
“Mau bicara apa?” tanya Chanyeol memulai percakapan. Ia duduk tepat di hadapan Nana.
Eoh? Aku? Tidak ada” elak Nana.
“Jangan bohong”
“Aku hanya ingin main kesini saja”
“Tadi kau bilang hanya lewat rumahku”
“Apa… Aku bilang begitu?”
Cih dasar. Kau merindukanku? Makanya kemari. Aku tahu itu” ucap Chanyeol.
Yah~ Kapan aku bilang begitu~ Kau percaya diri sekali!” cibir Nana sambil tersenyum pahit melihat ekspresi wajah Chanyeol.
“Terlihat sekali kalau kau merindukanku. Jangan berbohong”
“Terserah~” sahut Nana mulai kesal. Chanyeol hanya tertawa kecil sambil menyenderkan tubuhnya di sofa. Ia terus menatap Nana, membuat gadis itu salah tingkah. “Hmm… Baiklah! Aku ingin mengatakan sesuatu padamu”
“Apa?”
“Hhh… mianhae” ucap Nana lirih. “Aku minta maaf atas sikapku beberapa hari yang lalu”
“Yang mana?”
“Yang itu saat aku menam…” sesal Nana sambil menundukkan kepala, Chanyeol hanya diam menunggu ucapan Nana selanjutnya. “Aku benar-benar sedang bingung jadi mudah emosi. Aku tidak bermaksud melakukan itu padamu. Aku benar-benar minta maaf Park Chanyeol”
“Maaf, waktu itu aku juga terlalu banyak bicara. Aku hanya tidak suka kalau lelaki itu menyakitimu terus Nana-ya”
Eoh, pokoknya aku benar-benar menyesal Chanyeol-a. Kau pasti marah padaku ya” ucap Nana dengan wajah memelas.
“Aku sudah memaafkan bahkan sebelum kau memintanya” jawabnya santai.
Eoh? Lalu kenapa sejak kemarin kau cuek padaku?” protes Nana.
“Aku? Kau yang tidak mau bicara denganku. Kemarin aku datang ke ruang make-up untuk mengantarmu pulang, tapi kau sedang tidur. Yasudah aku pulang sendiri saja” jelas Chanyeol.
Jinjja?? Kau juga tidak menghubungiku sama sekali, ponselmu juga selalu tidak aktif!”
“Kau meneleponku?” tanya Chanyeol bingung. Nana mengangguk.
“Aku baru membeli ponsel. Ponsel lamaku terjatuh di selokan dan tertutup salju. Jadi kubuang saja. Haha…” jelas Chanyeol sambil menggaruk-garuk kepalanya.
Mwoya! Dasar babo!” sahut Nana sambil menepuk pundak Chanyeol. “Kenapa tidak bilang padaku!” omelnya.
“Aku lupa” jawab Chanyeol santai. “Geundae~ Bagaimana dengan suasana hatimu? Sudah baikan? Jangan datang padaku kalau kau masih badmood. Aku bosan menjadi pelampiasanmu”
Aigoo… Kapan aku melakukan itu!”
“Setiap kali kau bertengkar dengan lelaki itu, kau selalu datang padaku! Jangan pura-pura lupa!” Chanyeol menjitak kepala Nana pelan.
Arasseo~ Mian mian mian! Aku tidak akan melakukannya lagi. Aku janji” seru Nana sambil tersenyum semanis mungkin.
“Jangan tersenyum seperti itu. Jelek sekali” sahut Chanyeol datar.
Cih~” decak Nana kesal.
“Bagus kalau kau sadar. Aku sedikit lebih tenang” jelas Chanyeol
“Kau sangat mencemaskanku ya?”
“Tidak”
Yah!” bentak Nana.
“Tentu saja aku mengkhawatirkanmu tapi kau tidak peduli padaku” jelas Chanyeol.
“Bohong!”
“Untuk apa aku berbohong? Bahkan kalau boleh kukatakan aku menyayangimu aku akan mengatakannya sekarang juga” ucap Chanyeol spontan. Nana pun diam, terpaku mendengarnya.
“Aku serius Park Chanyeol”
“Aku juga serius” Chanyeol menatap tajam mata Nana. “Kau tidak menyadarinya?”
Mw… mwoya?” tanya Nana gugup.
“Aku… menyangimu Im Nana”
Eoh? Haha… A..aku juga menyayangimu Park Chanyeol” sahut Nana bersemangat.
“Bukan sebagai sahabatmu, tapi sebagai seorang lelaki dewasa” jawab Chanyeol dingin.
Yah! Kau kenapa sih?”

Nana POV
“Dengarkan aku dulu. Aku… menyuka…”
Ah! Coklatnya panas sekali!” potongku saat wajahnya mulai serius. “Tapi enak. Kau mau?” tawarku lagi. Damn! Aku tidak sanggup menatap mata Chanyeol yang saat ini memandang tajam padaku. Aku bingung harus berbuat apa.
Bisa kutebak apa yang akan dikatakan Chanyeol selanjutnya. Jooyeon eonni pernah memberitahu kalau Chanyeol menyukaiku, bahkan sebelum aku pacaran dengan Lee Joon.
Sebenarnya aku sadar. Sudah beberapa kali Chanyeol mencoba untuk menyatakan perasaannya padaku. Tapi aku selalu mengalihkannya. Seperti malam ini. Aku takut kalau harus menerima Chanyeol sebagai kekasihku. Entah kenapa, hatiku selalu tidak siap untuk menerimanya.
Tiba-tiba suasana disini menjadi hening dan membeku seperti butiran salju di luar sana. Aku dan Chanyeol sama-sama diam, pura-pura sibuk menikmati coklat panas. Kulihat ia menyandarkan tubuhnya ke sofa sambil menatap keluar jendela. Sesekali aku menoleh dan tersenyum padanya, ia hanya memandangku dengan wajah datar seperti biasa. Aku tahu ini pasti menyakitkan untuknya.
“Park Chanyeol, mianhae~~~” sesalku dalam hati.

◊ ◊ ◊

The END !!!

Leave a comment